Manfaat Urine Bagi Tanaman dan Manusia
SELAMA
ini urine atau dikenal dengan zat berbentuk cairan yang terbuang begitu
saja. Selain itu bau dari zat urea yang terkandung dalam urine juga
dinilai sangat mengganggu. Padahal urea yang terkandung dalam urine
tersebut dapat dijadikan sebagai sumber nitrogen yang baik untuk makhluk
hidup. Urea dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pembentukan kompos,
serta dapat diubah menjadi pestisida.
Laporan, MASHURI KURNIAWAN, Pangkalankerinci
Penggunaan
urine sapi yang kini tengah berkembang adalah sebagai pupuk tanaman. Di
beberapa negara, pupuk urine merupakan bagian dari program pemanfaatan
limbah yang disebut Ecosan. Ecological Sanitation (Ecosan) diilhami oleh
banyaknya permasalahan lingkungan, terutama yang berkaitan dengan
limbah rumah tangga seperti kotoran manusia.
Dahulu,
sebagian menganggap limbah tersebut tidak berguna sehingga sering
dibuang begitu saja. Namun, sebenarnya kotoran tersebut sekarang ini
dapat diolah sedemikian rupa sehingga lebih berdaya guna. Di samping
mampu menjaga kesuburan tanah, teknologi ini juga dapat membantu
mewujudkan ketahanan pangan.
Bahkan pupuk urine memiliki banyak
keunggulan, baik dari sisi lingkungan, ekonomi maupun sosial. Dalam
lingkungan, penggunaan pupuk ini memperbaiki penanganan kesehatan
masyarakat. Penggunaan pupuk air seni juga mampu meningkatkan hasil
panen sehingga taraf hidup masyarakat membaik. Guru Biologi SMAN 2
Pangkalan Kerinci, Rita Khairani SPd salah seorang yang sudah melakukan
penelitian air seni manusia sebagai pupuk. Secara umum, menurut Rita
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan urine sebagai sumber nitrogen.
Ini harus sebanding dengan pupuk urea. Kendati demikian, hasil ini
bergantung pada kepekaan tanaman yang dipanen terhadap kadar garam
(salinitas) lahan tempat bercocok tanam.
Oleh karenanya, kata
Raita perlu pengawasan dalam penggunaan pupuk air seni ini. Penelitian
ilmuwan ini membuktikan bahwa air seni manusia dapat digunakan sebagai
pupuk tanpa mengancam nilai kehigienisan tanaman yang berarti. Selain
itu, rasa produk makanannya juga tak berkurang meski tanaman yang
menjadi bahan bakunya diberi pupuk urine.
Rita menyebutkan, proses
pengolahan urine tidak rumit. Bahan-bahan yang dibutuhkan tidak sukar
dicari. Bahan utama adalah urine atau air seni. Untuk 100 liter urine
dibutuhkan 1 Kilogram rempah-rempah yang dapat menghasilkan 100 liter
pestisida. Bahan dan alat-alatnya mudah dicari. Urine tersebut
dipastikan siap digunakan sebagai pestisida, tak kalah dengan pestisida
buatan pabrik. Untuk penggunaannya, setiap satu liter pestisida organik
dari urine ini dicampur dengan 10 liter air.
Sedangkan untuk
pemilihan bahan pembuatannya, harus didasarkan pada kandungan bahan yang
terdapat dalam rempah-rempah tersebut. Pestisida dari urine ini
memiliki keuntungan dibandingkan dengan pestisida dari bahan anorganik
yang lain. Bahkan lebih aman, tidak berbahaya karena tidak mengandung
racun. Pada pemakaian dalam dosis tinggi tidak merusak struktur tanah.
‘’Yang
terpenting pengunaannya tidak mencemari lingkungan, memiliki
perlindungan pada tanaman yang sama kuatnya terhadap serangan hama
tanaman. Dapat menyuburkan tanah karena diuraikan mikroorganisme menjadi
pupuk cair yang berguna bagi kesuburan tanah,’’ jelasnya kepada Riau
Pos, akhir pekan lalu.
Menurut dia lagi, sejumlah negara sudah
mulai menggalakkan program daur ulang limbah manusia ini. Sebut saja
Cina, Zimbabwe, Meksiko, India dan Uganda. Bahkan, beberapa negara Eropa
juga turut serta dalam program ini, misalnya Jerman dan Swedia.
’’Saya
ada membaca buku. Dalam buku tersebut menurut Ian Caldwell dan Arno
Rosemarin dari Stockholm Environment Institute, Swedia, penggunaan urine
dan kotoran manusia sebagai pupuk adalah cara utama dalam menerapkan
pertanian berkelanjutan. Lebih jauh lagi, hal tersebut dapat membantu
tercapainya ketahanan pangan dan mendukung tersedianya nutrisi yang
lebih baik,’’ jelasnya.
Keberadaan urine yang banyak mengandung
zat sisa reaksi biokimiawi tubuh tak hanya dimanfaatkan sebagai pupuk.
Cairan berbau ini juga mendorong peneliti untuk menciptakan lidah
elektronik. Lidah yang terdiri atas bermacam sensor kimia potensio
metrik tersebut. Bahkan digunakan sebagai pendeteksi kegagalan fungsi
sistem urine dan kadar kreatinin.
Kreatinin adalah hasil
pemecahan kreatinin fosfat di dalam otot. Senyawa ini normal ada dalam
urine, yakni sebesar 0.5-1 mg untuk perempuan dan 0.7-1.2 mg untuk
laki-laki. Namun, jumlah yang berlebih menandakan ada kerusakan dalam
ginjal. Di samping dapat mengelompokkan contoh urine yang diteliti,
lidah buatan juga mampu membedakan contoh urine orang sehat dengan yang
mempunyai penyakit tumor kandung kemih. Dengan data analisis urine yang
dihasilkan mungkin bisa mengetahui jenis tumornya, baik yang ganas
maupun tidak ganas.
Urien Bagi Kesehatan
Selain untuk
kesuburan tanah (pertanian), urine juga dapat dijadikan sebagai obat
tradisional. Proses pengobatan tersebut lebih dikenal dengan istilah
terapi urine. Terapi urine merupakan pengobatan alternatif yang
mengemukakan bahwa urine dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit.
Urine mengandung zat-zat ekstrak yang dapat menyembuhkan berbagai jenis
penyakit.
Tetapi terapi atau pengobatan urine ini sangat sulit untuk
dibuktikan secara medis. Terapi urine atau pengobatan alternatif yang
satu ini memang menimbulkan polemik. Soal “ampuh-tidaknya”, di tinjau
dari sudut hukum agama, hingga masalah pantas tak pantas, mengemuka
dibalik keyakinan bahwa urine dapat menyembuhkan berbagai jenis
penyakit.
Pakar yang merekomendasikan terapi urine pada masyarakat
adalah DR Iwan T Budiarso menyatakan urine mengandung zat-zat ekstrak
yang dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Khasiat urine ini
sangat banyak, mulai dari melancarkan peredaran darah, penenang,
penghilang panas dalam, penyembuh penyakit mata, hingga luka pukul.
Selain
itu, ia pun menunjukkan kebiasaan seseorang yang meminum satu gelas
urine tiap pagi untuk kesehatan badannya. Bahkan menurutnya, terapi ini
diyakini dapat menyembuhkan penyakit kanker, maag, radang usus,
bronkhitis, asma, penyakit jantung, tekanan darah tinggi atau rendah,
saluran kemih, kelenjar prostat, rematik, radang sendi, kemandulan,
osteoporosis, insomnia, epilepsi, sakit kepala, hepatitis, flek-flek
kulit (seperti jerawat), menghitamkan rambut beruban, melancarkan
peredaran darah, melancarkan kencing, menyembuhkan sembelit, hingga
menghaluskan kulit.
Memang terapi urine ini masih sangat
diperdebatkan, untuk mengetahui suatu zat berbahaya atau tidak dengan
cara memasukan beberapa buah ikan kecil kedalam larutan yang kita duga
mengandung racun, jika ikan kecil tersebut mati dalam waktu 15-30 menit,
berarti cairan tersebut diduga mengandung racun.
Beberapa para
peneliti sepakat terapi urine sangat bermanfaat untuk menyembuhkan
berbagai penyakit, antara lain asma, batu empedu, hepatitis, hipertensi,
kanker prostat, infeksi saluran cerna, infeksi saluran kemih, infeksi
saluran napas, kanker, kencing batu, jantung koroner, penyakit kelamin,
rematik, sirosis dan wasir.
Dr. Iwan, mengatakan sekarang sudah
ada 20 macam obat paten yang berasal dari ekstrak urine yang dijual
dengan resep dokter. Urine yang dianjurkan untuk diminum adalah urine di
pagi hari setelah bangun tidur. Kuantitas urine sama, hanya kualitas
dan kuantitas nutrien yang dikandungnya berbeda. Urine sepanjang malam
sampai yang paling pagi adalah urine yang mempunyai kadar nutrien paling
tinggi dibandingkan dengan urine setelah makan pagi. Alasan tersebut
disebabkan pada waktu tidur sebagian besar nutrien yang berasal dari
otak dan sistem hormonal belum terpakai untuk bekerja. Sebaliknya,
setelah bangun tidur karena sudah terjadi aktivitas, sebagian nutriennya
telah dipakai untuk menghasilkan energi.
Urine yang diambil adalah
aliran bagian tengah. Air ujung yang keluar pertama dibuang terlebih
dahulu, baru aliran bagian tengah ditampung semua. Aliran akhir sebelum
berhenti kencing juga dibuang. Setelah ditampung, aliran tengah segera
diminum (tidak boleh lebih dari lima menit), lewat dari lima menit akan
terjadi proses oksidasi, sehingga urine akan berubah rasa dan bau.
Sementara
itu, orang yang sedang menderita sakit hepatitis dan lever, urinenya
berwarna kuning seperti kunyit. Urine orang yang sedang menderita sakit
demam berwarna kuning kemerahan, sedangkan yang menderita gangguan
ginjal atau infeksi saluran kemih akan tampak keruh, kental dan
kemerahan. Variasi rasa dan warna tergantung dari makanan yang kita
makan, jumlah air yang diminum dan suhu udara. Pada umumnya urine orang
vegetarian rasanya tawar. Kalau banyak makan daging, urine terasa asin
dan asam bahkan bisa pahit.***
Sumber : Riaupos.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar